Senin, 26 November 2012
Keamanan dan Kontrol Sistem Informasi
.PENTINGNYA PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI
Pengendalian yang dimaksud dalam makalah ini adalah sejauh mana pengendalian aplikasi mempunyai peran dalam mencegah dan mendeteksi adanya kesalahan-kesalahan . Sebuah pengendalian dikatakan berhasil ketika kesalahan-kesalahan dapat diminimalisir.
Betapa pentingnya informasi dalam kehidupan manusia, sehingga informasi yang datang tidak boleh terlambat , tidak boleh bias(berat sebelah) harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan relevan dengan penggunanya,sehingga informasi tersebut menjadi informasi yang berkualitas dan berguna bagi pemakainya. Untuk mendapatkan informasi yang berkualitas perlu dibangun sebuah sistem informasi sebagai media pembangkitnya. Sistem informasi merupakan cara menghasilkan informasi yang berguna . informasi yang berguna akan mendukung sebuah keputusan bagi pemakainya.
Pendekatan sistem adalah suatu prosedur langkah demi langkah yang digunakan dalam memecahkan masalah. Tiap langkah mencakup satu keputusan atau lebih, dan untuk tiap keputusan diperlukan informasi.
B. PEMBAHASAN
I. Pengendalian dalam sistem
Pengendalian dalam sebuah sistem pada dasarnya berarti menjaga agar sistem beroperasi dalam
batas prestasi tertentu. Sebuah sistem yang berada dalam kendali akan beroperasi dalam batas toleransi
yang telah ditentukan.
Keluaran dari sebuah sistem kadang-kadang tidak sesuai dengan keluaran yang semestinya
(standar), hal ini membutuhkan pengendalian melalui sistem umpan balik untuk mencari gangguan
gangguan yang menghambat, sehingga terjadi hal seperti itu.
Agar sistem umpan balik itu dapat berjalan baik maka sistem harus memiliki standar keterukuran
keluaran, sensor yang dapat menangkap kondisi setiap keluaran, alat yang dapat membandingkan
keluaran yang terjadi dengan keluaran standar, serta alat yang bergerak mengoreksi masukan. Oleh
karena sistem keorganisasian mempunyai sifat terbuka, berbagai kemungkinan gangguan bisa terjadi dan
tidak terduga. Mengingat hal itu manajer harus mampu dan siap menghadapi segala kemungkinan
gangguan dalam hal inilah berlaku “hukum variasi kebutuhan pengendalian”. Tentu saja tidak seluruh
tanggapan korektif dari sistem umpan balik harus diterima, hal ini akan tergantung kepada kepentingan
organisasi, karena itu berlaku fungsi penyaringan. Artinya hal-hal yang tidak prinsipil dan tidak terlalu
mengganggu jalannya organisasi tanggapan korektif bisa diabaikan.
Adapun beberapa unsur pengendalian adalah sebagai berikut :
1. suatu standar yang memmemperincikan prestasi yang diharap.hal ini besa berupa anggaran prosedur
pengoperasian,atau suatu algoritma keputusan.
2. suatu ukuran prestasi aktual.
3. suatu perbandingan antara prestasi yang diharapkan dan nyata.
4. suatu laporan penyimpangan pada sebuah unit pengendalian, misalnya seorang manajer
suatu rangkaian tindakan yang diambil unit pengendalian untuk mengubah prestasi mendatang kalau
saat ini ada keadaan yang kurang menguntungkan disertai serangkaian aturan keputusan untuk
pemilihan jawaban yang tepat.
II. Pengertian Sistem
Sistem informasi dengan pendekatan sistem manusia/mesin akan memadukan dua unsur, yaitu
unsur manusia dengan unsur mesin. Sistem manusia merupakan sistem terbuka dan probabilistik,
sedangkan sistem mesin atau komputer merupakan sistem relatif tertutup dan deterministik.
Dengan memadukan dua sistem dengan karakter yang berbeda; maka akan terjadi saling
mengisi dan saling melengkapi, sehingga bila salah satu sistem tidak ada, sistem informasi tidak akan
jalan; meskipun dalam pelaksanaannya terdapat berbagai jenis kombinasi dari kedua unsur tersebut.
Untuk lebih memahami karakteristik sistem dengan segala seluk-beluk yang terdapat di
dalamnya, dilakukan dengan pengunsuran (factoring), dengan demikian akan dapat diketahui sampai
bagian-bagian yang sekecil-kecilnya. Dalam menganalisis sistem yang besar dengan jumlah subsistem
dan interface yang sangat banyak, akan sangat rumit dilakukan, Untuk menyederhanakan sistem yang
besar itu biasa dilaksanakan dengan simplifikasi dan pemisahan.
Sebuah sistem terdiri atas bagian-bagian yang bergabung untuk satu tujuan. Model
dasarnya adalah masukan, pengolahan, dan keluaran, tetapi dapat pula dikembangkan hingga
menyertakan pula penyimpanan. Sistem dapat terbuka atau tertutup, tetapi sistem informasi biasanya
adalah sistem terbuka, berarti menerima beberapa masukan tak terkendali dari lingkunganya.
Beberapa jenis sistem adalah :
1. Sistem Deterministik dan Probabilistik
Disebut deterministik jika sebuah sistem beroperasi dalam cara yang dapat diramalkan secara
tepat.
Disebut probabilistik jika sistem masih ada kemungkinan-kemungkinan dan ada sedikit kesalahan
atas ramalan terhadap jalannya sistem.
2. Sistem Tertutup dan Terbuka
Sistem tertutup tidak bertukar materi, informasi atau energi dengan lingkungannya.
Sistem terbuka mengadakan penukaran informasi, materi atau energi dengan lingkungannya.
3. Sistem Manusia/ Mesin
Ada berbagai kemungkinan untuk mengadakan kombinasi antara manusia dan mesin . sistem
manusia/mesin dapat mengandalkan mesin dan memakai manusia hanya sebagai monitor atau
operasi mesin. Atau pada ekstrim lain, sebuah sistem dapat menekankan pada manusia sehingga
mesin hanya melaksanakan peran pendukung seperti menyediakan perhitungan atau mencari data.
III. Pengertian Informasi
Terdapat perbedaan tentang pengertian informasi dalam percakapan sehari-hari dengan
yang digunakan pada sistem informasi manajemen. Pada sistem informasi, istilah informasi
mempunyai karakter tersendiri, diantaranya memiliki nilai dalam prosses pengambilan keputusan.
Sehubungan dengan itu informasi dapat diartikan sebagai data mentah, data tersusun, atau
kapasitas sebuah saluran komunikasi. Selain itu informasi dapat memperkaya penyajian, atau
mempunyai nilai kejutan, yaitu mengungkapkan sesuatu yang penerimanya tidak tahu atau tidak
menyangka sebelumnya.
Informasi dapat mengurangi ketidakpastian, karena informasi dapat mengubah
kemungkinan-kemungkinan hasil yang diharapkan melalui sebuah keputusan. Berdasar-kan
pada hal-hal tersebut di atas, maka informasi dalam SIM dapat didefinisikan sebagai berikut:
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya,
dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau yang akan datang.
Suatu informasi bisa merupakan bahan jadi bagi pengambil keputusan tahapan tertentu,
tetapi bisa pula merupakan bahan mentah bagi pengambil keputusan untuk tahapan berikutnya.
Definisi umum untuk “informasi” dalam pemakaian system informasi adalah sebagai
berikut : Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang.
Informasi, dalam lingkup sistem informasi, memiliki beberapa ciri :
1. Benar atau salah. Ini dapat berhubungan dengan realitas atau tidak. Bila penerima informasi
yang salah mempercayainya, akibatnya sama seperti yang benar.
2. Baru. Informasi dapat sama sekali baru dan segar bagi penerimanya.
3. Tambahan. Informasi dapat memperbaharui atau memberikan tambahan baru pada
informasi yang telah ada.
4. Korektif. Informasi dapat menjadi suatu koreksi atas informasi salah atau palsu sebelumnya.
5. Penegas. Informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada. Ini masih berguna karena
meningkatkan persepsi penerimanya atas kebenaran informasi tersebut.
Adapun fungsi-fungsi informasi adalah sebagai berikut :
1. Untuk meningkatkan pengetahuan bagi si pemakai
2. Untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan pemakai
3. Menggambarkan keadaan yang sebenarnya dari sesuatu hal.
IV. Jenis-jenis sistem informasi
Sistem informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda tergantung pada
kebutuhan bisnis. Oleh sebab itu jenis sistem informasi adalah sebagai berikut : Transaction
Processing System (TPS) berfungsi pada level organisasi; Office Automation System (OAS) dan
pendukung Knowledge Work System (KWS) yang bekerja pada level knowledge. Sistem-sistem
pada level yang lebih tinggi meliputi Sistem Informasi Manajemen (SIM), dan Decision Support
System (DSS). Sistem ahli menerapkan keahlian pembatasan keputusan untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan khusus dan terstruktur. Pada level manajemen strategis kita
menemukan Executive Support System (ESS), Group Decision Support System (GDSS), dan yang
lebih umum dijelaskan sebagai Computer Supported Collaboration Work Systems (CSCWS) yang
membantu para pembuat keputusan untuk beranekaragaman organisasi tak terstruktur atau semi
terstruktur.
1. Transaction Processing System (TPS)
Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi yang terkomputerisasi
yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin
seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS menghapus rasa bosan saat melakukan transaksi
operasional sekaligus mengurangi waktu, meskipun orang masih harus memasukkan data ke
sistem komputer secara manual.
Transaction Processing System merupakan sistem tanpa batas yang memungkinkan
organisasi berinteraksi dengan lilngkungan eksternal. Karena manajer melihat data-data yang
dihasilkan oleh TPS untuk memperbaharui informasi setiap menit mengenai apa yang terjadi di
perusahaan mereka. Dimana hal ini sangat peting bagi operasi bisnis dari hari ke hari agar sistem
sistem ini dapat berfungsi dengan lancar dan tanpa interupsi sama sekali.
2. Office Automation System (OAS) dan Knowledge Work System (KWS)
Office Automation System (OAS) mendukung pekerja data, yang biasanya tidak
menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informsi sedemikian rupa untuk
mentransformasikan data atau untu memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum
membaginya atau menyebarkannya secara keseluruhan, dengan organisasi dan, kadang
kadang, diluar itu. Aspek-aspek OAS yang sudah kita kenal seperti word proessing,
spreadsheets, destop, publishing, electronic scheduling dan komunikasi melalui voice mail,
email, dan video confrencing.
Knowledge Work System (KWS) mendukung para pekerja profesional seperti
ilmuwan, insinyur, dan doktor dengan membantu mereka menciptakan pengetahuan baru dan
memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.
3. Sistem Informasi Manajemen (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) tidak menggantikan Transaction Processing
Systems; melainkan semua SIM mencakup pengolahan transaksi. SIM adalah sistem
informasi yang sudah terkomputerisasi yang bekerja karena adanya interaksi antara manusia
dan komputer. Dengan bantuan manusia, perangkat lunak (program komputer) dan
perangkat keras (komputer, printer, dan lain-lain) agar berfungsi dengan baik, SIM
mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari Transaction Processing
Systems, termasuk analisis keputusan dan pembuatan keputusan.
Untuk mengakses informasi, pengguna SIM membagi basis data biasa. Basis data
menyimpan data-data dan model yang membantu pengguna menginterprestasikan dan
menerapkan data-data tersebut. SIM menghasilkan output informasi yang digunakan untuk
membuat keputusan. SIM juga dapat membantu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis
yang sudah terkomputerisasi, meski tidak berupa suatu struktur tunggal.
4. Decision Support System (DSS)
Kelas sistem informasi terkomputerisasi pada level yang lebih tinggi adalah
Decision Support System (DSS). DSS hampir sama dengan SIM tradisional kerena
keduanya sama-sama tergantung pada basis data sebagai sumber data. DSS berangkat dari
SIM tradisional kerena menekankan pada fungsi mendukung pembuatan keputusan di seluruh
tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual masih wewenang eklusif pembuat keputusan.
DSS lebih sesuai untuk orang-orang atau kelompok yang menggunakannya daripada SIM
tradisional.
Tugas Pengendalian Dalam Sistem Informasi Yang Terdiri Dari :
KONTROL PROSES PENGEMBANGAN
Selama fase disain dan analisis dari siklus hidup system, Analis System, DBA dan Manajer
Jaringan membangun fasilitas kontrol tertentu dalam disain system. Selama fase implementasi,
programmer menggabungkan kontrol tersebut ke dalam system. Disain system dikontrol dengan
cara menggabungkan kontrol software menjadi lima bagian pokok. Untuk memastikan bahwa
CBIS yg diimplementasikan dpt memenuhi kebutuhan pemakai atau berjalan sesuai rencana
1. Fase Perencanaan
Mendefinisikan tujuan dan kendala
2. Fase Analisis & Disain
Mengidentifikasi kebutuhan informasi
Menentukan kriteria penampilan Menyusun disain dan standar operasi CBIS
3. Fase Implementasi
Mendefinisikan program pengujian yang dapat diterima Memastikan apakah memenuhi criteria
penampilan Menetapkan prosedur utk memelihara CBIS
4. Fase Operasi & Kontrol
Mengontrol CBIS selagi berevolusi selama fase SLC
Memastikan bahwa CBIS yang diimplementasikan dapat memenuhi kebutuhan
KONTROL DESAIN SISTEM
Tujuan untuk memastikan bahwa disainnya bisa meminimalkan kesalahan,
mendeteksi kesalahan dan mengoreksinya.
Kontrol tidak boleh diterapkan jika biayanya lebih besar dari manfaatnya. Nilai atau
manfaat adalah tingkat pengurangan resiko.
I. Permulaan Transaksi (Transaction Origination)
Perekaman satu elemen data/lebih pada dokumen sumber
1. Permulaan Dokumentasi Sumber
Perancangan dokumentasi
Pemerolehan dokumentasi
Kepastian keamanan dokumen
2. Kewenangan
Bagaimana entry data akan dibuat menjadi dokumen dan oleh siapa
3. Pembuatan Input Komputer
Mengidentifikasi record input yang salah dan memastikan semua data input
diproses
4. Penanganan Kesalahan
Mengoreksi kesalahan yang telah dideteksi dan menggabungkan record yg
telah dikoreksi ke record entry
5. Penyimpanan Dokumen Sumber
Menentukan bagaimana dokumen akan disimpan dan dalam kondisi
bagaimana dapat dikeluarkan
KONTROL PENGOPERASIAN SISTEM
Kontrol pengoperasian sistem dimaksudkan untuk mencapai efisiensi dan
keamanan. Kontrol yang memberikan kontribusi terhadap tujuan ini dapat diklasifikasikan
menjadi 5 area :
1. Struktur organisasional
Staf pelayanan informasi diorganisir menurut bidang spesialisasi. Analisis,
Programmer, dan Personel operasi biasanya dipisahkan dan hanya
mengembangkan ketrampilan yang diperlukan untuk area pekerjaannya sendiri.
2. Kontrol perpustakaan
Perpustakaan komputer adalah sama dengan perpustakaan buku, dimana
didalamnya ada pustakawan, pengumpulan media, area tempat penyimpanan
media dan prosedur untuk menggunakan media tersebut. Yang boleh mengakses
perpustakaan media hanyalah pustakawannya.
3. Pemeliharaan Peralatan
Orang yang tugasnya memperbaiki computer yang disebut Customer Engineer
(CE) / Field Engineer (FE) / Teknisi Lapangan menjalankan pemeliharaan yang
terjadwal / yang tak terjadwal.
4. Kontrol lingkungan dan keamanan fasilitas
Untuk menjaga investasi dibutuhkan kondisi lingkungan yang khusus seperti ruang
computer harus bersih keamanan fasilitas yang harus dilakukan dengan
penguncian ruang peralatan dan komputer.
5. Perencanaan disaster
i. Rencana Keadaan darurat
Prioritas utamanya adalah keselamatan tenaga kerja perusahaan
ii. Rencana Backup
Menjelaskan bagaimana perusahaan dapat melanjutkan operasinya dari ketika
terjadi bencana sampai ia kembali beroperasi secara normal.
iii. Rencana Record Penting
Rencana ini mengidentifikasi file data penting & menentukan tempat penyimpanan
kopi duplikat.
iv. Rencana Recovery
Rencana ini mengidentifikasi sumber-sumber peralatan pengganti, fasilitas
komunikasi dan pasokan-pasokan.
MENGAMANKAN SUMBER DAYA INFORMASI
Perusahaan melakukan investasi besar dalam sumber daya informasinya Sumber daya
tersebar di seluruh organisasi dan tiap manajer bertanggungjawab atas
sumber daya yang berada di areanya, membuat mereka aman dari akses yang tidak
sah
KEAMANAN SISTEM
Tujuan Keamanan Sistem (System Security)
1. Kerahasiaan
Perusahaan berusaha melindungi data dan informasi dari pengungkapan kepada
orang-orang yang tidak berhak
2. Ketersediaan
Tujuan CBIS adalah menyediakan data dan informasi bagi mereka yg berwenang untuk
menggunakannya terutama bagi subsistem CBIS yang berorientasi informasi SIM, DSS
dan SP
3. Integritas
Semua subsistem CBIS harus menyediakan gambaran akurat dari sistem fisik yang
diwakilinya
ANCAMAN KEAMANAN
1. Pengungkapan tidak sah dan pencurian
Jika database dan software tersedia bagi orangorang yang tidak berwenang untuk
mendapatkan aksesnya, hasilnya dapat berupa kehilangan informasi
2. Penggunaan tidak sah
Orang-orang yang biasanya tidak berhak menggunakan sumber daya perusahaan
3. Penghancuran tidak sah dan penolakan jasa Orang dapat merusak / menghancurkan
hardware dan software menyebabkan terhentinya operasi komputer perusahaan
4. Modifikasi tidak sah
5. Jenis modifikasi yang sangat mencemaskan disebabkan oleh sotware yang merusak
yang terdiri dari program lengkap/segmen kode yg melaksanakan fungsi yang tidak
dikehendaki pemilik system
Dasar untuk keamanan terhadap ancaman oleh oangorang yang tidak berwenang adalah
pengendalian akses karena jika orang tidak berwenang ditolak aksesnya ke sumber daya
informasi, perusakan tidak dapat dilakukan
PENGENDALIAN AKSES
1. Identifikasi pemakai (User Identification)
Pemakai mula-mula mengidentifikasi diri sendiri dengan menyediakan sesuatu yang
diketahuinya seperti kata sandi
2. Pembuktian keaslian pemakai (User Authentication)
Pemakai membuktikan haknya atas akses dengan menyediakan sesuatu yang
menunjukkan bahwa dialah orangnya, seperti tanda tangan
3. Otorisasi pemakai (User Authorization)
User Identification dan User Authentication menggunakan profil pemakai / penjelasan
mengenai pemakai yang berwenang User Authorization menggunakan file
pengendalian akses yang menentukan tingkat-tingkat akses yang tersedia untuk tiap
pemakai
Suatu AUDIT LOG disimpan untuk semua kegiatan pengendalian akses seperti tanggal,
jam serta identifikasi terminal. LOG digunakan untuk menyiapkan laporan keamanan.
Sumber : google.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar